Rabu, 24 April 2013

BUKU TENTANG BUKU [BAGIAN KEDUA]


Bagi para penggemarnya, buku adalah barang nikmat yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Ia bukan hanya gugusan kertas dalam bendel lem yang dirangkai sedemikian apik, tetapi buku adalah juga energi. Buku menjadi jawaban saat setumpuk persoalan tak mampu terurai. Buku adalah sahabat yang tidak akan pernah marah. Buku, dari penuturan para penulis di buku ”Aku dan Buku” ini, adalah barang berharga yang berkontribusi besar dalam mewarnai jejak kehidupan.
Munawir Aziz misalnya, lewat tulisan yang berjudul ”Menziarahi Buku, Mencerap Ilmu”, mengawali tulisannya dengan kalimat yang sangat menarik. ”Perjumpaan saya dengan buku merupakan kesesatan menuju kebahagiaan”, tulisnya. Kalimat pembuka ini begitu menghentak. Aku memahaminya sebagai ekspresi kebahagiaan seorang Munawir yang merasakan kebahagiaan karena kehadiran buku. Ia merasa tersesat telah bergaul akrab dengan buku, tetapi ketersesatan itu yang akhirnya justru menjadikannya menemukan kebahagiaan.
Tradisi membaca seyogyanya sudah dimulai sejak dini. Tradisi yang disemai sejak dini memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang secara baik seiring pertumbuhan dan perkembangan usia. Tetapi tidak sedikit juga penulis dalam buku ini yang justru menjadi pembaca karena ketidaksengajaan. Hal semacam inilah yang dialami Munawir Aziz. Ia justru menjadi pembaca karena ibunya yang pedagang kelontong, selalu menyiapkan koran bekas, di samping daun pisang, untuk membungkus jualan. Ia mulai berkenalan dengan koran bekas dan menjadi pembaca setianya.
Aku kira banyak orang yang menjadi pembaca karena ketidaksengajaan. Pengalaman hidup seperti yang dialami oleh Munawir Aziz, aku kira juga dialami oleh banyak orang yang lainnya. Hanya memang, jika telah ada usaha secara sistematis untuk mengenalkan bacaan sejak dini, hasilnya tentu saja akan lebih maksimal.
Tulisan Li Na, ”Aku dan Buku: Kalau Jodoh, Takkan Ke mana”, menarik juga diulas dalam catatan ini. Catatan Li Na mengisahkan pergulatannya dengan buku Dunia Sophie. Dunia Sophie adalah sebuah buku filsafat berbentuk novel yang cukup terkenal di sekitar tahun 2000. Sebagai buku terjemahan, buku tersebut telah dicetak ulang hingga beberapa kali.
Daya tarik Dunia Sophie sangat besar, termasuk yang dialami Li Na. Pertama kali ingin membeli buku karya Jostein Gaarder tersebut, ia tidak menemukan di toko buku dan juga di pasar buku bekas. Semua usahanya untuk mendapatkan buku itu gagal. Namun suatu hari ia menerima paket dari tantenya yang isinya ternyata buku Dunia Sophie. Tentu saja, ini merupakan ”keajaiban” yang membuatnya sangat bahagia. Segera saja, buku tersebut menjadi buku favoritnya. Ia membacanya di mana saja, termasuk di kelas. Padahal, saat itu ia masih SMA. Gurunya yang mengetahui aktivitas Li Na mengambil buku tersebut. Ia sangat sedih. Kehilangan ini merupakan kehilangan pertama yang dialaminya. Tetapi kesedihannya terbayar karena esoknya buku tersebut dikembalikan.
Ketika kuliah, Dunia Sophie dipinjam temannya, dan temannya tersebut menghilangkan buku tersebut. Kehilangan kedua terhadap buku ini membuatnya merasa bahwa ia tidak akan bertemu lagi dengan buku yang sarat nilai sejarah tersebut. Sebulan kemudian, temannya menemukan buku tersebut setelah memasang pengumuman di kampus.
Kehilangan ketiga yang paling parah terjadi saat Li Na meninggalkan tanpa sadar di salah satu kafe yang berada di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Saat ingat, jeda waktu keberangkatan pesawat sudah mepet. Tapi demi buku, Li Na nekat mengambil buku itu. Bukunya kembali ia temukan, dan pesawatnya ternyata delay. 
Kisah Li Na memberikan gambaran bahwa pada orang-orang tertentu, ada buku yang menjadi favoritnya. Buku itu selalu ada, lekat, dan menjadi bagian menentukan dalam kehidupannya. Buku semacam ini telah menjadi ruh, spirit, dan pelengkap eksistensi diri. Anda mungkin juga mengalami seperti yang dialami Li Na. Buku apa yang menempati posisi sebagai buku paling favorit? Parakan Trenggalek, 23/3/2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.