Acara diskusi di Lantai 3 UIN Sayyid Ali Eahmatullah pada
Iumat, 20 Juni 2025, baru saja usai. Bersama Kasubdit Litapdimas kami duduk
santai di Kantin Maktob yang ada di depan Gedung Stasiun.
Sesungguhnya tidak jelas kapan mulai disebut Gedung
Stasiun. Juga tidak jelas siapa tokohnya. Saya menduga karena gedung ini
lokasinya yang hanya beberapa langkah dari rel kereta api. Mirip posisi
stasiun.
Kami duduk santai. Ngobrol tentang aneka hal.
Minuman--kopi hitam, jamu, kopi susu--menemani perbincangan.
Tetiba ada seseorang datang membawa tumpeng menuju tempat
duduk bos kantin, H. Tobron. Kebetulan tempat duduknya persis di samping kami
duduk.
Saya sendiri tidak tahu siapa yang mengantar. Juga tidak
tahu apa hajatnya. Saya tidak terlalu memperhatikan.
Kami kembali berbincang. Tetiba H. Tobron datang. Beliau
membawa beberapa lembar kertas minyak dan meletakkannya di depan kami. Lalu
secara terampil meletakkan nasi, sayur, dan potongan ayam lodho.
Tidak ada pilihan. Tidak boleh ditolak. Meskipun masih
pukul 11.00 dan lantunan ayat suci Al-Quran terdengar bersahutan dari beberapa
masjid, makan harus dilakukan.
Jika lapar sesungguhnya juga tidak terlalu. Masih pukul
11.00. Tapi entah mengapa kali ini sensasinya berbeda.
Jujur rasanya sangat nikmat. Bahkan kami menambah nasi
dari kantin. Pertanda kami menikmati sajian rezeki nomplok.
Hari semakin siang. Nasi sudah tandas. Ayam juga tinggal
tulang belulang. Pesta berakhir. Saatnya menunaikan shalat jum'at.
Kediri, 22 Juni 2025
Alhamdulillah ada rezeki yang tiba-tiba datang ya Pak.
BalasHapusTerbayang pasti nikmat. Walaupun perut sudah agak kenyang...
Salam,
Terima kasih Pak
Hapus