Sabtu, 07 Juni 2025

Bersua Setelah Berpisah Ratusan Purnama

Ngainun Naim

Namanya Nafik Widodo. Beliau teman satu kelas saat kuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Saat itu kelas disebut kosma. Saya dan beliau anggota Kosma B. Alhamdulillah, anggota kosma masih saling terhubung sampai sekarang. Kami memiliki Grup WA Kosma B.

Memang tidak semua masuk anggota. Ada yang tidak berkenan. Ada yang telah berpulang mendahului kami. Ada juga yang memang tidak aktif bermedia sosial.

Secara personal saya beberapa kali saling berkirim kabar dengan Nafik Widodo. Saling bertanya tentang satu dan lain hal. Pernah lewat telepon. Lebih sering lewat pesan WA.

Hari Senin, 2 Juni 2025, beliau kirim WA. Intinya menanyakan kapan saya ada waktu longgar. Beliau ingin bertemu.

Tentu kabar semacam ini sangat membahagiakan. Secara fisik—seingat saya—kami tidak bertemu sejak tahun 1995. Jadi sudah 30 tahun. Sudah ratusan purnama.

Foto demi foto yang sering muncul di grup memang bermanfaat, paling tidak sebagai obat kerinduan karena tidak lagi bersama sebagaimana zaman kuliah. Tapi itu akan berbeda rasanya dengan perjumpaan secara langsung.

Hari selasa tanggal 3 Juni 2025 ada Wisuda ke-43 UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Saya sampaikan ke beliau agar sekitar pukul 14.00 saja ke kampus. Saya ada waktu senggang yang lumayan untuk berbincang. Kondisi kampus pada jam itu sudah longgar.

Sesuai dengan kesepakatan, Selasa 3 Juni 2025, beliau berkunjung ke kantor bersama istri. Kami pun kemudian terlibat dalam aneka topik perbincangan. Topiknya random tetapi asyik.

Pertemuan ini membuat saya menjadi tahu bahwa istri Mas Nafik adalah alumni Program D2 STAIN Tulungagung angkatan pertama. Mas Nafik ternyata juga teman Prof. Dr. Zamroni, Wakil Rektor 2 UINSI Samarinda yang juga teman saya. Jadinya ada titik-titik penghubung dalam persahabatan kami.

Pertemuan dengan Mas Nafik dan istri memberikan refleksi tentang banyak hal. Saya menemukan kembali memori tentang bagaimana kami dulu menjalani kuliah. Mas Nafik adalah salah seorang kawan yang sangat aktif berpendapat dalam setiap matakuliah. Beliau kritis. Seingat saya beliau tidak pernah sekalipun tidak berpendapat.

Mengenang perjalanan kehidupan memberikan makna penting dalam diri. Manusia memang makhluk pencari makna (Martokoesoemo: 2008, 33). Makna ini bisa diperoleh melalui banyak jalan. Persahabatan adalah salah satu jalan mendapatkan makna.

Persabahatan dalam maknanya yang substantif adalah relasi antarpersonal. Relasi antara dua orang yang saling memproduksi sesuatu hal yang positif secara bersama-sama (Liwer: 2017, 393). Relasi saya dan Mas Nafik, semoga dalam kerangka ini. Persahabatan itu saling memberikan manfaat positif. Semoga.

 

Trenggalek, 7 Juni 2025

 

Bacaan

Alo Liweri, Relasi Antar-Personal, (Jakarta: Kencana, 2017).

Priatno H. Martokoesoemo, Law of Spiritual Attraction, (Bandung: Mizania, 2008).

6 komentar:

  1. Alhamdulillah, masih bisa bersilaturahmi
    Saling berbagi ilmu serta pengalaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.

      Hapus
  2. Persahabatan yang luarbiasa dan sangat bermakna...

    BalasHapus
  3. Ikut seneng mas... prof...... smga selalu diberkahi oleh Nya

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.