Ngainun Naim
Rasanya waktu
berjalan belum terlalu lama. Kenangan saat mondok dan sekolah di Pondok
Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang masih cukup kuat di ingatan.
Peristiwa demi
peristiwa masih acap kali muncul dalam kenangan. Rekonstruksi peristiwa demi
peristiwa tidak terlalu sulit. Meskipun, tentu saja, tidak semua.
Otak itu memiliki
kapasitas terbatas. Sesungguhnya lebih banyak yang telah lupa dibandingkan yang
diingat. Sesungguhnya hanya peristiwa-peristiwa yang memiliki makna spesial
yang terekam. Selebihnya lenyap bersama sang waktu.
Saat mondok dulu saya
memiliki seorang sahabat yang alim. Beliau angkatan pertama MANPK Denanyar
Jombang. Orangnya sangat disiplin dalam keseharian. Juga kutu kitab tulen.
Dulu beberapa kali
saya diajak belanja kitab ke toko kitab Darul Fikr Jombang. Dalam waktu
tertentu, belanja buku menjadi agenda yang menyenangkan. Kami naik sepeda dari
pondok.
Perjalanan ke toko buku di hari jum’at—karena liburnya hari jum’at—menjadi refresing yang menyegarkan. Tidak hanya secara
intelektual tetapi juga secara fisik.
Tamat mondok kami
berpisah jalan. Saya kuliah di Jawa Timur. Kawan mondok ini saya tidak tahu
melanjutkan studi ke mana. Kami putus komunikasi.
Belakangan saya
dengar beliau kuliah ke salah satu negeri di Timur Tengah. Saya kira itu wajar
karena memang beliau memiliki kapasitas keilmuan untuk itu. Saya, karena satu
dan lain hal, lebih memilih kuliah di dekat rumah.
Awal tahun 2000 kami
bertemu di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebuah pertemuan yang
menggembirakan setelah tamat sekolah. Waktu
itu kami sama-sama sebagai calon mahasiswa
Program Magister yang sedang menjalani tes.
Singkat cerita beliau
diterima kuliah. Saya memutuskan pulang kampung karena tidak ada beasiswa lagi.
Padahal satu-satunya harapan untuk bisa kuliah di Jakarta adalah
beasiswa.
Setelah pertemuan itu
saya belum berjumpa lagi secara fisik
dengan beliau. Sampai sekarang juga
belum pernah bertemu. Hanya beberapa informasi terkait beliau, khususnya
terkait majelis ilmu yang beliau kelola, beberapa kali saya baca.
Beliau adalah KH.
Choirul Anshori, M.A. Jabatan
beliau sekarang, berdasarkan informasi di media, adalah Ketua Yayasan Syahamah.
Ceramahnya mudah ditemukan, khususnya di YouTube. Tinggal
ketik nama beliau atau Yayasan Syahamah.
Sesungguhnya memori
tentang KH. Choirul Ansori, M.A. tidak akan muncul jika tidak ada momentumnya. Saat di
sebuah kios di Khan Khalilie, Kairo, pada
18 Januari 2025, seorang mahasiswi
Universitas Al Azhar Mesir datang menyusul kami.
Saat itu kami sedang
berbelanja. Ada beberapa kios yang dikunjungi. Ketika beberapa kawan masuk
kios, saya lebih banyak duduk karena tidak tahu harus beli apa.
Awalnya saya kurang
memperhatikan terhadap mahasiswi ini. Saat duduk santai bersama istri di luar kios,
mahasiswi itu saya tanya. Ternyata dia dulu sekolah di MAPK Denanyar Jombang.
Berarti satu almamater dengan saya.
Perbincangan
berlanjut. Satu hal yang kemudian mengejutkan bahwa mahasiswa bernama Zahra itu
merupakan putri kedua KH. Choirul Ansori, M.A. Ya Allah
sungguh merupakan hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Segera saya ajak foto
dan saya kirimkan gambarnya ke ayahnya. Tentu ayahnya terkejut. Kami pun
kemudian terlibat saling berbalas pesan.
Sahabat saya ini—menurut informasi Zahra—tetap penggila kitab. Itu cerita Zahra. Benar saja di WA kepada saya beliau menulis pesan:
Januari biasanya ada
pameran kitab di Mesir
Saya bertanya
kepada beberapa mahasiswa Universitas Al-Azhar terkait informasi ini. Memang benar ada pameran kitab. Tapi infonya baru buka
dua hari setelah kami pulang. Sayang memang.
Pertemuan singkat dengan
Zahra menyadarkan bahwa saya sudah tidak muda lagi. Tahun ini usia saya sudah
setengah abad. Saatnya untuk terus memperbaiki kualitas hidup. Saya harus menjadi
manusia yang semakin baik dari hari ke hari.
Trenggalek, 21 Februari 2025
MaasyaaAllaah
BalasHapusTerima kasih berkenan membaca
HapusTerima kasih atas bacaan singkat yang inspiratif😇🙏
BalasHapusSama-sama
HapusBaraka Allah abah
BalasHapusAmin
HapusGuru-guruku ❤️🤲
BalasHapusAmin
HapusAlhamdulillah.....smg nulari keistikomahannya dlm belajar... Ank kula yg no 2 jg di manpk denanyar Pak Prof...
BalasHapusSemoga sukses dan berkah. AMin.
Hapus