Ngainun
Naim
Zaman
sekarang
ideologi hedonisme sedang mendominasi. Tidak sedikit orang yang menghabiskan
hari-harinya untuk mengejar kenikmatan hidup. Demi kenikmatan, uang bukan
menjadi persoalan. Bahkan demi kenikmatan, hutang pun dilakukan.
Berita tentang orang-orang
yang bergaya hidup mengejar kenikmatan tanpa mempertimbangkan kemampuan keuangan
sudah sangat sering kita ketahui. Demi gengsi memaksakan diri membeli mobil.
Belum terhitung tahun, mobil pun diambil oleh dealer karena tidak mampu mengangsur rutin setiap bulan.
Lihat saja bagaimana
makan pun menjadi gaya hidup. Pertimbangan penting makan bukan pada rasa dan
harga tetapi pada gaya. Jika spot fotonya bagus, harga mahal biasanya tidak
lagi menjadi pertimbangan.
Tentu daftar semacam ini
bisa kita buat secara sangat panjang. Mobil, rumah, baju, alat komunikasi,
rekreasi, dan berbagai hal lainnya adalah objek kenikmatan yang terus diburu.
Mengunggah capaian-capaian fisik material seolah menjadi ukuran sukses
sekaligus kebanggaan diri.
Perbincangan tentang
persoalan ini mengingatkan saya pada tulisan satiris sastrawan Aceh, Musmarwan
Abdullah. Dalam buku karyanya Dijamin
Bukan Mimpi (2016: 302-304), ia menulis bahwa kebutuhan manusia itu 90% berkaitan dengan nafsu. Jika manusia disuruh
menulis kebutuhan hidupnya, beribu-ribu kertas tidak akan habis. Semuanya akan
menjadi kebutuhan dan dianggap penting. Ada satu hal yang menjadi penentu,
yaitu kemampuan. “Kemampuan memiliki sesuatu membuat kita sangat butuh pada
sesuatu itu”, tulisnya.
Saya tidak tahu mengapa
terjadi pergeseran dalam gaya hidup manusia sekarang. Saya juga mungkin bagian
di dalamnya. Tetapi saya tidak ingin larut. Saya justru melihat bahwa sederhana
itu istimewa. Sederhana itu inspirasi meskipun mungkin akan ditertawakan oleh
generasi masa kini.
Saya menyukai kisah
orang-orang yang bertahan dengan kesederhanaan dalam hidupnya. Kesederhanaan
itu yang justru membuat hidup menjadi bahagia. Kata kuncinya sesungguhnya
adalah bersyukur. Ya, mensyukuri pemberian Allah dengan apa adanya. Tidak
berlebihan. Itu adalah inspirasi hidup yang luar biasa.
Luar biasa Pak. Bersyukur membuat kita selalu merasa cukup dan mampu berbagi kebahagiaan dengan yang lain.
BalasHapusBersyukur dan bersyukur
HapusWarung yg difoto ini low budget atau lifestyle pak?😁😁😁
BalasHapusLow budget. 10 ribu sudah dapat nasi dan teh. Juga lifestyle karena kepentingan konten blog he he he
HapusMasyaa Allah...selalu menyejukkan membaca tulisan bapak...penuh inspirasi..
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusKebahagiaan dalam Kesederhanaan
BalasHapusSederhana itu bisa membuat bahagia
HapusNgeh bapak. Estu.
BalasHapusBelajar terus untuk mesyukuri nikmat. Supaya bahagia 😊😊🙏
Ok. Sip.
HapusBegitu sulit mempraktikkan kesederhanaan di era hedonis seperti sekarang. Namun karena sulit itu, justru kesederhanaan menjadi sesuatu yang istimewa.
BalasHapusBegitulah.
HapusBersyukur mrpkan inspirasi hidup yg membahagiakan. Thanks pak.
BalasHapusSama-sama Bu Doktor
HapusMewah dalam kesederhanaan.. 😊
BalasHapushe he he
HapusKeren sekali Prof. Tulisan ini mengingatkan untuk tidak larut dengan gaya hidup yang semu.
BalasHapusTulisan ini untuk muhasabah diri.
Hapusmenikmati hidup yg membuat bahagia meskipun dlm kesederhanaan
BalasHapusdan tidak terjerumus spt istilah gali lobang tutup lobang...
Tulisannya selalu mengena di hati
Terima kasih Bu
HapusMantul ustadz
BalasHapusTerima kasih Ustadz
HapusBersyukur dg apa yg ada adalah suatu kewajiban. Hidup sederhana itu pilihan. Untuk apa hidup mewah kalau menyiksa diri. Memilih hidup sederhana walau berada menunjukkan bahwa dia seorang insan yg bijaksana. Pasti kelebihan hartanya digunakan pada jalan kebaikan. Justru kesederhanaannya terlihat indah, anggun, dan berwibawa.
BalasHapusTerima kasih atas kunjungan dan apresiasinya
HapusAlhamdulillah
BalasHapusAlhamdulillah
HapusSaya pengin sesekali hedonis...
BalasHapusBerarti selama ini???
Minimalis wkwkwkwkwk
HapusDengan hidup bersyukur dan qonaah hati semakin tenang, tapi kalau menuruti keinginan maka akan selalu kurang dari rasa cukup sehingga gelisah akan tetap bersarang.
BalasHapusBetul
Hapus