Ngainun
Naim
![]() |
Bersama saudara-saudara |
Mungkin Anda tertawa membaca judul ini. Mana
ada SOP saat lebaran. Lebaran ya lebaran. Itu bagian dari tradisi Islam
Indonesia yang unik dan khas. Meskipun sama-sama lebaran tetapi antara satu
daerah dengan daerah lainnya terdapat variasi.
SOP itu biasanya ada di organisasi. Kepanjangan
SOP adalah Standar Operasional Prosedur. Ia merupakan dokumen yang berisi
tentang prosedur yang harus dilakukan agar sebuah kerja mencapai hasil yang
maksimal. Di sini jelas bahwa adanya SOP membuat kerja menjadi terarah, sistematis,
dan terukur.
Kaitannya dengan lebaran, memang tidak pernah
ada SOP-nya. Ini hanya sebuah analogi untuk menggambarkan bagaimana saya
menjalani tradisi silaturrahim dengan prosedur yang diberikan secara jelas.
Pemberi prosedur tersebut adalah Bapak saya, Almarhum Kalib Surjadi.
Saya ingat persis bagaimana pada pagi hari
sebelum kami berangkat silaturrahim, Bapak selalu memberikan instruksi. Isinya
adalah daftar siapa saja yang harus dikunjungi selama seharian. Sesuai
pengarahan beliau, instruksi biasanya diberikan sesudah hari pertama.
Mengapa tidak hari pertama? Itu akan saya buat
tulisan khusus. Insyaallah setelah tulisan ini.
Hari kedua biasanya dimulai di Desa Wates.
Bapak pernah mengajar MI di desa ini. Makanya saya dan adik-adik diharuskan
silaturrahim ke beberapa guru kawan Bapak yang tinggal di desa ini. Seingatku
ada tiga yang harus kami datangi.
Setelah itu kami meluncur ke Desa Podorejo. Di
sini tinggal adiknya Bapak, Pak Mursani. Ada lima rumah di sekitar rumah beliau
yang harus juga kami datangi. Maklum, mereka adalah kakak dan adik beliau.
Tujuan selanjutnya adalah Desa Doroampel. Di
desa ini tinggal tiga saudara dari jalur Bapak. Baru setelah itu ke Desa
Bendiljati Kulon dan Bendiljati Wetan.
Itu contoh SOP yang harus kami jalani. Sorenya
saat pulang kami mesti ditanya kisah silaturrahmi kami. Pertanyaan demi
pertanyaan itu membuat saya bisa bercerita detail.
Hari berikutnya juga berlaku hal yang sama
dengan rute berbeda. Hari kelima baru bebas SOP karena biasanya kami punya
agenda dengan teman-teman. Ke mana? Ya dolan ngalor-ngidul. Biasa, namanya juga
remaja.
Ah, kini musim pandemi. Tidak ada lagi dolan
secara fisik. Tapi saya bersyukur karena dulu mengikuti SOP dan diverifikasi
saat pulang, kini saya lancar bercerita secara tertulis. Selalu ada hikmah dari
setiap jejak hidup.
Parakan Trenggalek, 26 Mei 2020
Mksh Gus
BalasHapusKeren Tadz, ini menunjukkan hari raya yang intelektual. Tapi kalau saya hari raya dengan SOP ayam atau iga. Yaah, meski SOP-nya dalam bayangan... Hhh.. Hhh
BalasHapusHa ha ha
HapusCerita cerita yang ber SOP ini sangat ditunggu. Mantap
HapusTernyata kebiasaan kita dalam berlebaran sdh dengan sendirinya menjadi SOP
BalasHapusHe he he. Sekadar analogi Bu.
HapusAda lagi SOP bertamu wah keren bila di ulas pak doktor
BalasHapusMantap prof.
BalasHapusMatur suwun
HapusSOP lebaran....
BalasHapusKalau gak baca isinya, dikira Sop kuah sebagai hidangan lebaran...
Ha ha ha. Sop ayam.
HapusSelamat Berhari Raya dengan SOP yang tepat
BalasHapusInggih Bu Kanjeng
HapusMantap pak... Sederhana tapi kayak makna....
BalasHapusMatur suwun
HapusHahaha... Ternyata sama ya.. mendapat instruksi untuk unjung sana unjung sini..
BalasHapusHa ha ha. Orang tua kita sangat peduli silaturrahmi Bu
HapusSaya yang tadinya tidak mengerti maksud kepanjangan dari SOP jadi tadi tidak bisa tertawa
BalasHapusSekarang sudah bisa tertawa? He he
HapusTernyata sama ky bapak saya
BalasHapusDan semua manut apa kata beliau...
Hihihi
Hihihi. Ya harus nurut Bu. Jika tidak bisa ada ceramah berjam-jam.
HapusInspiratif pak. SOP biasanya dipake d kampus, ada SOP Seminar Proposal, SOP Munaqasyah Skripsi, dst ..Eh..ternyata ada SOP Lebaran.
BalasHapusHe he. Iya Bu. Pengalaman saya.
HapusKayaknya setiap desa ada cerita menariknya masing2 Prof. Hehehe
BalasHapusBetul sekali Ustadz.
Hapussepakat Prof selalu ada hikmah dalam perjalanan hidup
BalasHapusTerima kasih.
HapusLebaran yang terukur dan terstruktur...hehe...
BalasHapusHe he he
HapusHe he he
HapusHe he he
Hapus