Ngainun
Naim
Judul tulisan ini adalah
prinsip hidup Bapak yang dipegang teguh. Bergerak sampai menghasilkan keringat
adalah aktivitas yang mewarnai hari-hari beliau. Kami anak-anaknya adalah saksi
tentang bagaimana beliau memegang teguh prinsip ini dan mempraktikkannya.
Ketika belum pensiun, beliau
mengawali hari dengan shalat subuh. Setelah itu beliau mengambil cangkul dan
melakukan aktivitas mengolah tanah yang ada di kanan kiri rumah. Aktivitas ini
biasanya berakhir pukul 06.00 WIB saat beliau mandi, lalu sarapan, dan
berangkat ke sekolah tempat mengajar. Jarak antara rumah ke sekolah hanya
sekitar 3 kilo meter. Beliau lebih sering menempuh dengan naik sepeda tua
dibandingkan dengan naik sepeda motor.
Siang hari yang terik, beliau
pulang dari sekolah. Setelah makan beliau shalat dhuhur, lalu merebahkan tubuh
sejenak. Setelah merasa cukup dari istirahat, beliau kembali beraktivitas. Kali
ini melanjutkan aktivitas berkebun. Kegiatan baru berakhir ketika adzan ashar
sekitar pukul 16.00.
Aktivitas Bapak ini menjadikan
lingkungan sekitar rumah senantiasa hijau penuh dengan tanaman. Terong, bayam,
tomat, dan aneka sayur lainnya tumbuh dengan sangat subur. Beliau memelihara
tanaman itu dengan sepenuh jiwa. Banyak tetangga yang bertandang ke rumah
mengagumi hasil olah tangan Bapak. Meskipun bukan petani, hasil kerja Bapak
banyak dipuji oleh kawan-kawannya yang menjadi petani.
Lewat tanaman itulah kebutuhan
dapur sangat terbantu. Tidak perlu semuanya membeli. Sayur-mayur cukup dari
lingkungan sekitar rumah. Profesi guru PNS di masa Bapak memang belum semapan
sekarang dari sisi kesejahteraan. Justru karena itulah Bapak melakukan berbagai
upaya kreatif agar gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ketika pensiun, beliau tetap
saja beraktivitas dengan aktif. Jadwalnya mengajar diganti dengan naik sepeda.
Beliau melakukannya seorang diri. Tidak ikut grup tertentu. Nyaris setiap hari
sepeda tua yang beliau miliki berkeliling berbagai desa. Tidak main-main, jarak
yang beliau tempuh dalam sehari bisa sampai 30 KM. Bahkan hingga beberapa hari
sebelum beliau sakit sampai wafat, Bapak masih aktif bersepeda.
Banyak tetangga dan orang yang
bertakziah terkejut dengan kepergian Bapak. Rata-rata mereka menyatakan bahwa
kapan hari masih menyaksikan Bapak bersepeda. Memang, beliau cukup aktif
bersepeda dan itu diketahui secara baik oleh banyak orang. Selain memang Bapak
juga tokoh masyarakat yang dikenal luas.
Prinsip hidup Bapak sungguh
sangat penting, khususnya bagiku. Gerak itu sangat penting artinya bagi
kesehatan. Lewat gerak yang dilakukan secara aktif, kita bisa memiliki daya
tahan tubuh yang baik. Pesan ini rasanya tepat di tengah kehidupan saya yang
secara umum memang kurang banyak bergerak. Terima kasih Bapak untuk pelajaran
hidupnya.
Sambidoplang, 15 Mei 2020
orang sepuh selalu punya prinsip-prinsip sederhana, tapi pengaruhnya dalam kehidupan ternyata luar biasa
BalasHapusNggih. Betul sekali.
HapusSubhanAllah... sangat menginspirasi... dulu jaman msih kuliah sampai semester 5 kulo juga gemar bersepeda kemana-mana... bahkan yang lain naik motor kulo naik sepeda sampai pernah merasa capek dan pengen naik motor kalau kuliah, tapi memang kala itu harus bersabar untuk anak rantau bisa beli sepeda motor...
BalasHapusTapi harus tetap semangat belajar bagaimanapun kondisinya...
Terima kasih Mas. Tetap semangat untuk belajar ya.
HapusSangat menginspirasi pak🙏
BalasHapusTerima kasih.
HapusFilsafat hidup.
BalasHapusBetul
Hapuspatut dijadikan teladan
BalasHapusTerima kasih
HapusSangat menginspirasi
BalasHapusTerima kasih
HapusYa Allah pak sangat menginspirasi sekali,,,,,zaman sekarang jarak dekat saja memakai sepeda montor,,tetapi bapaknya pak Naim tetap menggunakan sepeda ontel,,,,,sangat menginspirasi sekali pak
BalasHapusSemoga keluarga yang ditinggal diberi kesabaran pak🙏🙏
Amin. Terima kasih doanya.
HapusSemoga bapak diampuni semua dosanya dan masuk surga.
BalasHapusAmin. Terima kasih doanya Omjay.
HapusSangat mengispirasi bapak.. .
BalasHapusTerima kasih.
HapusTerimakasih tulisannya pak naim...dulu anak2 PMII sering dapat berkah dari sayur mayur bapak panjenengan...semoga beliau Husnul khotimah
BalasHapusAmin.
HapusMasyaallah. Sangat menginspirasi sekali bapak. Trimakasih atas tulisannya yg insyaallah selalu bermanfaat untuk dibaca. Hidup adalah gerak yg dilakukan bapaKnya panjenengan akan masuk di dalm catatan motivasi untuk saya 🙏🙏
BalasHapusAmin.
HapusSangat menginspirasi dan menjadi pelajaran untuk kita agar tidak menjadi orang lemah
BalasHapusAmin.
HapusBapak yang menginspirasi. Moga beliau mendapat tempat terbaik di sisiNya. Turut berduka cita
BalasHapusAmin
HapusTerharu dengan kisah perjalanan beliau hidup kita akan bisa sukses dan bahagia tergantung pada diri kita sendiri biar orang lain mengatakan nya, kita ni terlalu istilah jowo "ngoyo" tapi klu kita menjalani nya dengan penuh keikhlasan akan terbukti hasilnya seperti juga beliau walaupun bukan petani tetapi yang dikerjakan tanpa pamprih n ikhlas akan memetik hasilnya dan yg merasakan bukan diri kita sendiri tetapi orang lain jg bisa merasakan hasil keteladanan n keuletan dalam menghadapi kehidupan.
BalasHapusTerima kasih.
HapusSyarat nilai keteladanan hidup.. Syurga adalah tempat untuk beliau d sana. Aamiin.
BalasHapusAmin Ya Allah
Hapus