Ngainun Naim
Saat itu aku masih kelas 6 SD.
Beberapa hari menjelang bulan puasa Bapak memberikan wejangan yang sangat
berarti.
"Puasa itu kalau dipakai
bekerja membuat kita tidak merasa lapar. Tidak terasa nanti sudah sore lalu
magrib".
Aku terdiam dan mendengarkan "dawuh"
beliau. Tidak sepatah kata membantah yang berani aku sampaikan. Hanya
"nggih" saja yang terucap.
Tahukah beliau memerintahkan
apa? Naik sepeda dengan obrok di belakang mengangkut gamping dari desa sebelah,
Desa Mirigambar. Jarak dari rumah sekitar 4 kilometer.
Puasa hari pertama di pagi
hari aku menjalankan perintah beliau. Sekitar lima kali pulang pergi. Cukup
melelahkan untuk tubuh kurus sepertiku.
Apakah aku bisa menikmati?
Tentu tidak. Dalam hati ngedumel juga, tapi aku tidak berani membantah. Aku
jalani saja meskipun setelah dhuhur tubuhku lemas dalam makna yang
sesungguhnya. Benar-benar lemas tak bertenaga. Bahkan sekadar untuk mandi sore
saja rasanya tak kuat.
Karena sedemikian tidak
bertenaga, ke kamar mandi pun harus digendong. Benar-benar tidak ada tenaga.
Anehnya, aku juga tidak berani membatalkan puasa.
Jika ingat saat itu, aku
justru bersyukur. Bapak telah mengajariku untuk bekerja keras dalam makna yang
sesungguhnya. Dan Bapak tidak tinggal diam. Beliau juga terus bekerja saat puasa.
Makanya aku tidak berani membantah beliau.
Bapak telah mengajarkan padaku
tentang pentingnya bekerja keras. Sebuah pelajaran hidup yang tidak akan aku
lupakan sepanjang masa.
Parakan, 18-5-2020: 04.05
Masyaallah 👍🙏
BalasHapusTerima kasih
HapusIngat orang tua saya juga pak
BalasHapusIya Bu
HapusMasyaAllah
BalasHapusMatur suwun
HapusSubhanalloh...
BalasHapusAlhamdulillah
HapusMantap, fokus kerja kerja
BalasHapusYes
HapusKerja keras tanpa putus asa. Semoga ajaran-ajaran beliau senantiasa menginspirasi sepanjang masa Pak.
BalasHapusAmin
HapusAlhamdulillah...ujian itu lulus d kerjakan. Madu..
BalasHapusAmin
HapusLuar biasa
BalasHapusSebenarnya biasa saja
HapusPendidikan sejak dini sangat penting nggih pak...
BalasHapusMeskipun ngedumel tp manfaatnya luar biasa
Hihihi...
Betul Bu
HapusNulis pendek pun jadilah.
BalasHapusTidak harus panjang kali lebar kali tinggi ternyata.
Terima kasih, Pak Ngainun Naim.
Iya Bu Lina
HapusSingkat, padat & hebat.... 👍
BalasHapusHe he he
HapusSubhanallah...penuh motivasi pak..
BalasHapusSemoga manfaat Mas
HapusAlhamdulillah
BalasHapus