Oleh Ngainun Naim
Catatan ini sesungguhnya merupakan lanjutan dari catatan
saya beberapa hari lalu yang judulnya ”Jangan Pernah Berbicara Kegagalan”.
Disebut kelanjutannya karena sumber idenya sama, yaitu Prof. Dr. Imam
Suprayogo, Mantan Rektor UIN Maliki Malang. Jadi tulisan ini merupakan bagian
lain dari ceramah beliau saat seminar di MAN 2 Tulungagung pada 31 Desember
2013 lalu.
Catatan saya beberapa hari lalu memang hanya mengambil
beberapa poin saja. Masih ada banyak poin lain yang belum sempat saya tulis
dalam bentuk artikel. Saya memang mencatat hampir semua hal yang disampaikan
oleh Prof. Dr. H. Imam Suprayogo. Hanya saja, bentuk catatan saya baru berupa
poin-poin saja. Nah, catatan ini adalah sebagian dari poin yang belum tertulis
tersebut.
Buku karya saya, Character Building |
Prof. Imam Suprayogo menekankan mengenai pentingnya
mendidik anak sehingga menjadi manusia-manusia yang berkualitas. Madrasah harus
mampu bangkit dan menunjukkan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang bermutu. Kesan
yang ada selama ini menunjukkan bahwa madrasah secara umum belum menunjukkan
kondisi yang menggembirakan. Memang dalam beberapa waktu terakhir telah terjadi
perkembangan yang menggembirakan. Banyak madrasah yang sekarang telah maju dan
menjadi pilihan bagi orang tua. Bahkan untuk pendaftaran saja dibutuhkan proses
seleksi yang lumayan ketat. Tetapi kita tidak bisa menutup mata adanya madrasah
yang kondisinya mengenaskan. Dan madrasah dengan kondisi semacam ini jumlahnya
tidak sedikit.
Lebih jauh beliau menuturkan bahwa dunia pendidikan itu
sesungguhnya bermuara pada ”guru dan murid”. Sementara yang lain-lainnya,
seperti kepala sekolah, TU, office boy, dan lain-lain, berfungsi untuk
mendukung pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran guru-siswa. Karena
itu, aspek yang harus diberdayakan secara optimal adalah guru dan siswa. Jika
mereka bermutu, maka lembaga pendidikan itu pasti akan bermutu.
Bagaimana cara memberdayakan guru? Tentu ada banyak cara.
Salah satunya dengan menghargai mereka. ”Guru harus diakui ke-aku-annya”, tegas
Prof. Imam. Soal strateginya, tergantung kondisi masing-masing. Selain itu,
tentu banyak strategi lain yang dapat dilakukan agar kualitas guru meningkat.
Sementara pada murid, beliau menuturkan ada tiga hal
penting yang selayaknya diperhatikan bagi lembaga pendidikan Islam agar
menghasilkan siswa yang berkualitas. Ketiga hal itu adalah: pertama, dekatkan siswa dengan
al-Qur’an. Kedua, dekatkan siswa
dengan masjid. Dan ketiga, dekatkan
siswa dengan alim ulama. Dekat dengan ketiga hal tersebut akan menghasilkan
siswa yang memiliki karakter kuat. Aspek inilah yang harus ditekankan karena di
sinilah letak nilai lebih lembaga pendidikan Islam.
Pengalaman Prof. Imam dalam mengelola lembaga pendidikan,
selain meningkatkan kualitas pembelajaran, juga melakukan berbagai kegiatan
yang bernuansa spiritual. Misalnya, menjalankan shalat berjamaah, shalat malam,
membaca al-Qur’an, doa bersama, dan menjalankan semua hal itu secara istiqamah.
Melalui cara-cara semacam itu diharapkan lembaga pendidikan yang dikelolanya
dapat maju dan terus berkembang.
Fakta membuktikan bahwa UIN Maliki Malang sekarang ini
merupakan perguruan tinggi Islam yang cukup diperhitungkan. Perkembangannya
sangat pesat. Semua itu tidak lepas dari jasa besar Prof. Dr. Imam Suprayogo.
Sekarang, setelah tidak menjabat sebagai rektor, beliau lebih banyak menebarkan
inspirasi dan berbagi spirit kemajuan ke berbagai tempat, termasuk ke MAN 2
Tulungagung. Semoga beliau selalu dianugerahi kesehatan sehingga dapat
memberikan motivasi bagi kemajuan lembaga pendidikan Islam. Amin.
Tulungagung, 7 Desember 2013
Ngainun Naim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.