Oleh Ngainun Naim
“Salah
satu penyebab rumitnya persoalan Jakarta sekarang ini karena pelanggaran hukum
yang terjadi di berbagai tempat”, kata Wakil Gubernur Jakarta, Ahok saat
diwawancarai TV One. Saya bukan orang Jakarta. Saya orang
kampung. Hanya beberapa kali saja saya ke Jakarta. Karena itu, saya tidak
memiliki pengetahuan dan data valid untuk memverifikasi pernyataan Ahok.
Tetapi saya setuju dengan pernyataan Ahok bahwa
pelanggaran hukum terjadi di mana-mana. Anehnya, hal itu dibiarkan secara
sistemik. Penegakan baru dilakukan setelah terjadi peristiwa besar yang
merugikan banyak orang.
Satu contoh adalah pelanggaran lalu lintas. Operasi
terhadap pelajar yang memakai sepeda motor baru dilakukan secara besar-besaran
setelah peristiwa tabrakan maut yang melibatkan putra musisi Ahmad Dani, AQJ.
Dari operasi iti diketahui bahwa pelajar yang seharusnya belum boleh
mengendarai sepeda motor ternyata sudah bebas berkendara setiap harinya. Kini,
ketika perhatian terhadap fenomena ini surut, operasi tidak berlanjut.
Contoh lainnya adalah berjualan di trotoar. Semua tahu
bahwa berjualan di trotoar itu melanggar aturan, tetapi anehnya dibiarkan.
Tindakan baru dilakukan ketika yang berjualan sudah sangat banyak sehingga
mengaturnya tidak mudah. Kekerasan fisik acapkali terjadi karena penertiban
yang dilakukan ketika persoalan sudah sedemikian rumit.
Tidak terlalu sulit mencari contoh mengenai memaklumi
pelanggaran ini. Ada begitu banyak bidang kehidupan yang diwarnai dengan
pelanggaran, tetapi hal itu dibiarkan alias dimaklumi.
Kondisi negara ini akan semakin kacau jika pelanggaran
demi pelanggaran dimaklumi. Hukum dibuat untuk ditegakkan, bukan untuk
dilanggar.
Negara yang maju memiliki sistem sosial yang ditopang
oleh disiplin yang kokoh warga negaranya. Disiplin tersebut tercermin dalam
berbagai bidang. Jika negeri ini memiliki visi yang jelas mengenai bagaimana
masa depan ingin diwujudkan, seyogyanya mulai sekarang aturan ditegakkan.
Pelanggaran tidak boleh dimaklumi. Pelanggaran adalah pelanggaran. Jika ada
permakluman, maka pelanggaran menemukan alasan pembenarannya.
Kondisi bangsa ini yang semakin rumit dan sarat dengan
problematika ini seharusnya menyadarkan kita semua bahwa kita harus berbenah.
Kita harus membangun disiplin sosial. Disiplin semacam ini membutuhkan usaha
serius dari semua pihak. Melalui cara semacam ini, diharapkan masa depan kita
menjadi lebih cerah. Semoga!
Trenggalek, 7 November 2013
Ngainun Naim
www.ngainun-naim.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.