Oleh Ngainun Naim
Penulis yang baik adalah pembaca buku yang baik. Banyaknya
buku yang dibaca akan berpengaruh pada mutu tulisan yang dihasilkan. Bisa
dipastikan jika seorang penulis mampu menghasilkan karya yang enak dibaca,
bermutu, dan mencerahkan maka itu semua merupakan akumulasi dari bacaan yang
luas dan mendalam. Pengaruh bacaan si penulis mengakar kuat dan terimplementasi
dalam karya-karya yang dihasilkannya. Oleh karena itu, jika kita membaca sebuah
tulisan yang renyah dan menawan, si pembuat tulisan pasti telah berjuang keras
saat membuat tulisannya.
Merupakan hal yang aneh jika seorang penulis tidak
memiliki tradisi membaca yang kokoh. Bisa saja seorang penulis tidak hobi
membaca. Tetapi rasanya kok aneh jika hal itu terjadi. Kalaupun memang demikian
adanya, kualitas tulisan yang dihasilkan juga akan menunjukkan kepada kurangnya
wawasan, kedangkalan analisis, dan membosankan.
Tradisi membaca idealnya dipupuk terus semenjak dini.
Bagi seorang penulis, buku harus selalu menemani kesehariannya. Tidak ada
alasan untuk tidak membaca. Membaca akan selalu dilakukan saat kesempatan
datang. Semakin sibuk, semakin pandai mengatur waktu untuk membaca.
Memiliki buku-buku cukup menunjang aktivitas membaca dan
menulis. Hampir bisa dipastikan jika seorang penulis adalah seorang kolektor
buku. Penulis yang baik selalu menyediakan anggaran khusus untuk membeli buku.
Kerapkali buku yang dibeli belum sempat dibaca. Kesibukan
dan kesempatan yang menjadikan sebuah buku belum terbaca. Tetapi memiliki buku
itu sendiri sudah sebuah keuntungan.
Saya memiliki beberapa kali pengalaman mengenai hal ini.
Suatu ketika, saya diminta mengisi sebuah seminar dengan jarak waktu yang cukup
mepet. Padahal, saya harus membuat makalah. Maka, saya segera berjuang keras
untuk membuat makalah. Buku-buku yang saya miliki saya bongkar. Saya cermati
satu per satu dan saya kutip bagian-bagian yang penting. Alhasil, walaupun
tidak maksimal, makalah akhirnya jadi.
Pada kesempatan yang lain, saya sedang menulis naskah
buku. Saat semacam inilah, koleksi buku sangat penting artinya. Saya tinggal
mengambil buku-buku saya, membacanya, dan mengutip bagian-bagian yang mendukung
argumen yang saya hasilkan.
Jadi, memiliki buku itu sangat penting sekali dalam
menunjang produktivitas menulis. Karena itu, membaca dan menulis sesungguhnya
ibarat dua sisi mata uang. Masing-masing bermanfaat dan mendukung keberhasilan.
Salam Persahabatan!
Trenggalek, 5 November 2013
Ngainun Naim
www.ngainun-naim.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.