Kamis, 16 Juli 2020

Kuliah Kerja Nyata: Belajar, Mengabdi, dan Meneliti


Ngainun Naim


Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program wajib yang harus dijalani oleh mahasiswa Strata Satu (S-1). Sebelum Pandemi COVID-19, KKN di IAIN Tulungagung dilaksanakan di berbagai lokasi. Mahasiswa peserta KKN terjun ke lokasi dan melaksanakan program kegiatan dalam jangka waktu tertentu.
Pandemi Covid 19 mengharuskan KKN juga melakukan penyesuaian. KKN kali ini dilaksanakan secara virtual. Nama kegiatannya adalah KKN VDR (Kuliah Kerja Nyata Virtual dari Rumah). Model KKN ini memang berbeda dari KKN yang sebelumnya. Pada pembekalan kedua via aplikasi Zoom (Kamis, 16 Juli 2020), saya menyampaikan materi dengan judul persis di catatan ini. Substansi materi kemudian saya olah menjadi tulisan. Semoga memberikan manfaat secara luas.

Belajar. KKN adalah sarana belajar yang sangat berarti. Bagi mahasiswa, mereka seumur hidup hanya akan sekali melaksanakan program ini. Sementara bagi dosen, menjadi DPL adalah kesempatan juga untuk belajar sekaligus melaksanakan Tridharma: pengabdian kepada masyarakat. Masyarakat adalah sumber belajar. Kita datang bukan untuk mengajari mereka, tetapi belajar dan hidup bersama mereka. Oleh karena itu mari kita pahami budaya mereka, khususnya di era pandemi ini. Kegagalan mendekati masyarakat berimplikasi pada gagalnya pelaksanaan KKN. KKN tidak akan terlaksana kalau kita (DPL dan mahasiswa) tidak diterima masyarakat. Karena itu mari kita bekali mahasiswa dengan pengetahuan dan wawasan yang tidak bertentangan dengan masyarakat.
Mengabdi. KKN bukan sekadar menjalankan program, tetapi juga sarana mengabdi. Pengabdian itu butuh ketulusan, keikhlasan, dan keistiqamahan. Kuncinya pada mindset. Jika mindset KITA positif, KKN—di mana pun tempatnya—akan menjadi kegiatan yang sangat mengesankan. Mengabdi itu menjadi perjuangan yang sesungguhnya. Di tengah iklim kehidupan yang semakin rumit karena pandemi ini, pengabdian mendapatkan tantangan yang tidak ringan.
Meneliti. KKN juga merupakan sarana melaksanakan penelitian. Saat KKN kita bisa menemukan banyak ide dan gagasan untuk diteliti.Penelitian itu membutuhkan latihan. Tentu disayangkan jika kita sebatas sebagai DPL semata. Tulis apa pun pengalaman selama KKN; mulai perjalanan sampai pulang. Kumpulkan. Tidak harus diterbitkan. Itu adalah kenangan hidup yang tidak akan terlupakan. Catatan ini menjadi modal nyata saat Anda menulis laporan. Laporan yang nyata. Bukan berbasis imajinasi.
Pada KKN kali ini, aspek yang penting mendapatkan penekanan adalah komunikasi. Semua program bisa dilakukan dan caranya adalah bagaimana Anda melakukannya secara baik. Karena itu bagi mahasiswa saya menyampaikan agar mereka: (1) Posisikan diri sebagai fasilitator; (2) Optimalkan peranan DPL;  (3) Melalui DPL akan dapat terbangun jaringan kemitraan.
Berkaitan dengan program saya sampaikan agar tidak perlu muluk-muluk. Kecil, sedikit, tetapi bermakna. Waktu 45 hari itu sangat sedikit. Tidak bisa mengangankan program yang besar. Maksimalkan waktu secara baik. Jangan memaksakan diri, pikirkan kesanggupan menjalankan program.

Tulungagung, 16 Juli 2020

23 komentar:

  1. https://youtu.be/Es41rZ9sjGs ijin post cara potensi desa dan sudah ada form survey potensi desa di deskripsi.

    BalasHapus
  2. Tradisi KKN saat Pandemi C19, berubahdari bersama langsung dgn masyarakat di lokasi, kini tidak lagi. Dilakukan dgn virtual, shg tidak sedikit kahasiswa peserta KKN yg bingung. Semoga KKN VDR memiliki progres dan pengabdian unik dan baru.

    BalasHapus
  3. Mungkin ini semua Takdir, Dan saya percaya ini Jalan yang terbaik

    BalasHapus
  4. Pandemi bukan penghalang bagi sivitas akademika IAIN Tulungagung untuk melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata tahun 2020. Meski tidak senormal ketika pelaksanaan KKN tahun-tahun sebelumnya, namun IAIN Tulungagung akan telah memodifikasi KKN di tengah pandemi Covid-19 ini.
    IAIN Tulungagung dengan ketua LP2M Pak Naim sebenarnya bisa menghadirkan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Drs. Abdul Halim Iskandar, M.Pd, yang secara historis....sama sama dari PonPes Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang.
    Di dalam program-program pembangunan desa oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Drs. Abdul Halim Iskandar, M.Pd, ada dua hal yang saling berkaitan peningkatan dan penguatan sumber daya manusia, dan upaya ketahanan dan pertumbuhan ekonomi. Kedua hal itu harus selalu diupayakan pengembangannya sehingga dana desa tidak boleh digunakan selain dua hal itu. Disamping itu juga mahasiswa KKN IAIN Tulungagung yang akan terjun ke desa dapat memberikan: (1) pesan agar apapun kondisi dan keadaannya bila ingin membangun desa tidak boleh lepas dari akar budaya atau adat istiadat yang sudah ada di masyarakat, sehingga ide-ide atau pemikiran dapat menjawab kebutuhan masyarakat; (2) mahasiwa yang akan KKN memiliki value chain analysis dengan melihat rantai yang ada di masyarakat. “Harus tajam dalam melihat dan bagaimana menemukan sisi yang dapat dieksplorasi, atau menemukan sesuatu yang malah sedang berkembang; (3) Lebih lanjut, mahasiswa KKN IAIN Tulungagung dapat mendorong tumbuhnya pembangunan program social business untuk membangun pemberdayaan pada masyarakat Program itu harus bersifat berkelanjutan. Selain dapat meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat, juga dapat menumbuhkan jiwa bisnis mahasiswa.
    Asumsi saya....“Keberhasilan KKN bukan dilihat dari apa yang sudah diciptakan mahasiswa, tetapi bagaimana dalam waktu singkat mahasiswa dapat membangun empati dengan warga. Jadikan pembelajaran daring ini sebagai aset kita, bangunlah integritas di desa sehingga akan melahirkan kreativitas dan inovasi”.
    Mungkin sekedar usul, perancangan KKN tahun ini meliputi kegiatan untuk mendukung pencegahan virus Covid-19, Program Kewirausahaan yang mencangkup upaya program pemberdayaan kewirausahaan, Program Proyek di Desa untuk membangun dan memberdayakan masyarakat desa serta Program Mengajar di Desa yang merupakan salah satu titik kekuatan KKN IAIN Tulungagung di bidang dakwah dan pendidikan.
    Dan saya setuju apa yang dilakukan LPM....KKN IAIN Tulungagung dapat mengurangi perpindahan mahasiswa antar kabupaten maupun provinsi, maka kegiatan KKN tahun ini dilaksanakan sesuai dengan daerah asal mahasiswa. Diharapkan dengan kesesuaian tempat KKN mahasiswa IAIN Tulungagung dengan daerah asal mahasiswa, akan mempercepat serta mempermudah penyusunan program yang tepat sasaran. Semangat.


    BalasHapus
  5. LP2M LUAR BIASA
    👍👍💙💙💛💛

    BalasHapus
  6. Iya pak prof...terimakasih ilmunya

    BalasHapus
  7. Ide yang brilian KKN VDR. Menjadikan masyarakat sebagai sumber belajar, subjek pengabdian masyarakat dan mitra riset. Berfikir bersama masyarakat, levelnya lebih tinggi dibandingkan dengan berfikir tentang masyarakat.

    BalasHapus
  8. Maasya Allah, terimakasih ilmunya pak

    BalasHapus
  9. Setuju pak, komunikasi dan empati merupakan hal yg paling penting karena memerlukan jiwa sosial yg tinggi. . Sukses selalu pak Naim. .

    BalasHapus
  10. Selalu ada hikmah dibalik ujian pejuang sarjanah 🤗

    BalasHapus
  11. Sebenarnya bukan penghalang, jika sebelum kami mungkin bisa ke daerah lain. Tetapi angkatan kami harus di desa sendiri. Itu menurut saya pribadi perlu dilaksanakan KKN di desa sendiri setiap periode. Lantaran saya sendiri ketika survei ke desa saya sendiri, ternyata banyak hal yang selama ini belum saya ketahui. Dan menurut saya, KKN di rumah sendiri jika benar-benar mampu dilaksanakan dapat disimpulkan minim biaya, kerja nyata, pengalaman ada. Pengabdian sesungguhnya itu jika kita mampu membawa perubahan didalamnya. 😇

    Maaf kalau salah, pak. 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas. Betul sekali. Tidak ada yang salah. Terima kasih ya.

      Hapus
  12. Banyak hal yang didapat oleh mahasiswa dalam KKN. Apalagi ada inovasi KKN VDR, pasti lebih banyak lagi ilmu dan pengalaman yang akan didapatkan. Mantab Bapak.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.