Selasa, 24 Juni 2014

Manajemen Waktu: Pengalaman Pribadi



Seseorang mengirim SMS bertanya tentang bagaimana saya membagi waktu, berapa jam tidur, dan sebagainya. Saya tersenyum membaca SMS tersebut. Ah, kok ada-ada saja.
Status ini saya posisikan sebagai jawaban atas SMS tersebut. Pertama-tama harus saya katakan dengan jujur bahwa manajemen waktu saya masih amburadul. Saya sering kurang bisa memanfaatkan waktu. Menunda pekerjaan, bekerja kurang efektif, dan seterusnya.
Soal tidur, saya termasuk penikmat tidur. Tidur saya berjam-jam. Kadang 6 jam, kadang 7, kadang juga lebih, tergantung kondisi.
Sesungguhnya tidak ada yang istimewa pada diri saya. Saya orang biasa yang menyukai kebersahajaan.
Soal membaca dan menulis, saya hanya berusaha memanfaatkan setiap waktu dan kesempatan yang ada. Seperti catatan ini saya buat di berbagai kesempatan saat naik bus pulang kerja; paragraf awal saya buat saat bus belum berangkat, paragraf kedua dan ketiga saya buat saat bus sedang mengisi bahan bakar, dan paragraf keempat ini saya buat saat bus berjalan tersendat karena jalan kurang lancar akibat pengaspalan. Sementara paragraf selanjutnya saya selesaikan mulai jam sembilan malam setelah pulang menghadiri undangan famili.
Demikian juga dengan membaca. Saya memanfaatkan jeda-jeda waktu yang ada untuk membaca. Karena itu, buku biasanya dekat dengan saya, khususnya di tas ransel yang acapkali menemani setiap aktivitas saya.
Secara teori, manajemen waktu yang baik itu ditandai oleh--salah satunya--tidak menunda pekerjaan. Segera laksanakan dan selesai. Saya tahu, paham, dan sadar untuk tidak menunda pekerjaan, tetapi saya belum mampu menjalankannya. Ada begitu banyak agenda kerja bertumpuk karena hobi menunda-nunda ini.
Ada satu lagi yang ditanyakan yaitu pengalaman jadi loper koran. Saya memang pernah mengalaminya, tetapi tidak lama. Selain itu selama beberapa waktu saya juga mencicipi pahit getirnya jualan susu segar keliling di Surabaya. Saya menjalani aneka kegiatan untuk menopang kuliah saya. Ada juga beberapa pengalaman hidup menarik yang membuat saya sangat mensyukuri hidup saya sekarang ini. Saya benar-benar bersyukur karena hidup saya sekarang ini lebih baik dibandingkan masa-masa itu. Semua itu membuat saya merasakan hidup ini begitu nikmat.
Satu semangat yang ingin saya tularkan kepada banyak orang adalah membaca-menulis sebab inilah salah satu aspek yang mewarnai hidup saya. Saya merasakan betul bahwa aktivitas membaca-menulis telah memberikan banyak sekali manfaat dalam kehidupan saya.
Saya kira ini saja catatan tentang salah satu perjalanan hidup saya. Mohon maaf tidak ada pretensi pamer atau yang lainnya. Satu hal yang sangat saya harapkan; catatan sederhana ini bisa memberikan manfaat buat teman-teman sekalian. Amin.
Trenggalek, 23 Juni 2014
Ngainun Naim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.