Kamis, 06 Februari 2014

Mari Terus Belajar



Oleh Ngainun Naim

”Pada abad kedua puluh satu, ada penghargaan besar terhadap pengetahuan dan keterampilan. Semakin banyak pengetahuan yang Anda punya dan semakin besar keterampilan yang Anda terapkan, semakin kompeten dan bernilailah Anda”—Brian Tracy

Hidup manusia itu sifatnya dinamis. Banyak hal tak terduga yang terjadi. karena itu dibutuhkan kesiapan mental, strategi, sumber daya manusia, dan berbagai persiapan lainnya agar siap saat perubahan datang. Kesiapan ini penting artinya agar perubahan tidak menghancurkan kehidupan. Hanya manusia yang memiliki modal saja yang mampu eksis dalam setiap perubahan zaman. Ia tidak hanya mampu bertahan menghadapi perubahan, tetapi justru perubahan itu mampu ia kendalikan.

Berkaitan dengan kesiapan menghadapi perubahan ini, ada catatan kritis dari Andrias Harefa yang penting kita cermati bersama. Menurut Harefa, saat perubahan dalam masyarakat berjalan lambat, rendahnya kemampuan belajar masih belum menimbulkan masalah serius. Namun saat perubahan berlangsung secara massif, rendahnya kemampuan belajar membawa implikasi yang luas.

Pada tingkat individu, ketidakmampuan belajar ini dapat membawa akibat yang paling fatal, yaitu kehilangan pekerjaan. Tuntutan pekerjaan sekarang mengharuskan belajar terus mengikuti perkembangan baru. Tidak mau belajar berarti akan ketinggalan. Sekarang ini semakin banyak kantor atau perusahaan yang mencari pekerja yang berpengetahuan (knowledge worker) dan menyerahkan berbagai jenis pekerjaan kepada mesin-mesin yang lebih canggih karena dinilai lebih efektif-efisien dan rendah resiko sosialnya.

Pada tingkat organisasi, ketidakmampuan belajar berimplikasi pada lemahnya daya kompetisi. Kita akan kalah dan tidak mampu mengikuti arus perkembangan global. Di milenium baru, kita lemah dalam inovasi dan kreativitas. Padahal, ini merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.