Judul:
The Power of Reading, Menggali Kekuatan Membaca untuk Melejitkan Potensi Diri
Penulis:
Ngainun Naim
Penerbit:
Aura Pustaka Yogyakarta
Edisi:
April 2013
Hidup manusia senantiasa bersifat dinamis dan penuh
warna. Tidak ada manusia yang sejarah dan perjalanan hidupnya hanya monoton.
Mungkin benar jika dalam sehari-hari, aktivitas seseorang hanya diisi dengan
rutinitas yang tidak berubah. Misalnya jadwal aktivitas kesehariannya selalu
dimulai dengan berangkat ke kantor di pagi hari, pulang menjelang senja, dan
menikmati liburan pada hari sabtu dan minggu. Tetapi dari rutinitas itu pasti
ditemukan sesuatu yang berbeda dari waktu ke waktu. Selalu saja ada hal yang
berbeda.
Banyak orang yang sekarang ini mengalami kejenuhan dan
tertekan perasaannya karena kurangnya warna dalam hidup. Ada titik kebosanan,
kehampaan, dan ketidakjelasan dalam arah dan perjalanan hidup. Bahkan tidak
sedikit yang putus asa, lalu memilih jalan hidup secara ekstrim, misalnya bunuh
diri. Pilihan hidup semacam ini disebabkan—salah satunya—karena segala
sesuatunya dirasakan begitu menjemukan.
Namun kita juga tidak menutup mata terhadap manusia yang
mampu terus dinamis, optimis, dan senantiasa memandang hidup dengan penuh
keceriaan. Persoalan bagi manusia adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan. Tidak ada manusia yang tidak punya persoalan. Merupakan suatu hal
yang mustahil jika ada manusia yang tidak punya persoalan sama sekali.
Barangkali hal penting yang membedakan antara satu orang dengan orang yang
lainnya adalah caranya menghadapi masalah yang ada.
Di sinilah arti penting cara berpikir yang tepat. Dalam
cara pandang semacam ini, segala sesuatunya akan senantiasa dilihat dengan
penuh optimis-positif. Namun tidak boleh dilupakan bahwa segala sesuatunya
harus disandarkan kepada kesadaran penuh akan eksistensi kita sebagai manusia
yang penuh keterbatasan. Sesungguhnya segala sesuatu yang berkaitan dengan
hidup kita, bagaimana pun kondisinya, merupakan anugerah tiada terkira dari
Allah Swt. Oleh karena itu, sebagaimana penjelasan Indra Gunawan (2004), apa
pun yang kita lakukan dalam setiap harinya; apakah itu membasuh tangan,
menyikat gigi, buang air, mencuci piring, menyapu lantai, membaca koran,
mendengarkan suara, bekerja, atau menghirup dan mengembuskan nafas, semuanya
itu harus senantiasa disyukuri dan menjadi kesadaran yang sepenuhnya dihayati.
Inilah sikap hidup meditatif yang tenggelam menyadari apa yang terjadi pada
tubuh, pikiran, perasaan, dan dunia di sekeliling kita. Dengan demikian,
pekerjaan apa pun bila didekati dengan sikap yang senantiasa baru, seakan-akan
baru pertama kali dikerjakan.
Persoalannya, tidak semua manusia menggunakan cara
berpikir semacam ini. Banyak manusia yang tenggelam dalam keangkuhan diri,
tenggelam dalam rutinitas, tenggelam dalam kompleksitas persoalan hidup yang
tidak mudah diurai, dan hanyut dalam arus perubahan yang tiada henti. Berpikir
dan merancang untuk melakukan perubahan diri secara signifikan sama sekali jauh
dari bayangannya.
Memang, ada banyak faktor yang membuat manusia dapat
berubah jalannya hidupnya, terutama perubahan dalam maknanya yang positif. Ada
yang berubah karena pengaruh orang tua, pengaruh guru, lingkungan, pergaulan,
pengalaman hidup, maupun pengaruh lainnya. Namun ada juga yang berubah karena
menemukan kata-kata tertulis yang begitu memengaruhi dirinya. Bisa jadi
kata-kata tertulis itu termuat dalam buku, koran, majalah, atau dalam
media-media lainnya. Dari mana pun asal tulisan tersebut, yang jelas aktivitas
membaca ternyata bisa membuat seseorang mampu mengubah jalan hidupnya secara
cukup signifikan.
Membaca memang sangat penting artinya bagi manusia. Makna
penting membaca ini sudah tidak perlu diragukan atau diperdebatkan. Sebab,
hampir semua orang akan mengiyakan jika ditanya tentang makna penting membaca.
Membacalah yang mampu membuat seseorang keluar dari tempurung pengetahuannya
yang kerdil. Lewat membaca, seseorang mampu menjelajah selaksa wilayah luas tak
bertepi. Ada banyak hal luar biasa yang bisa diraih dari menjelajahi dunia
aksara ini.
Namun demikian, tidak setiap aktivitas membaca akan
memiliki makna yang dahsyat sehingga mampu menggerakkan, memberdayakan, apalagi
mampu merubah jalan hidup seseorang. Dibutuhkan berbagai prasyarat dan kondisi
yang mendukung agar kegiatan membaca mampu menjadikan seseorang “berubah”
menjadi “manusia baru” yang tercerahkan.
Membaca akan memiliki makna yang cukup penting ketika
pembacanya mampu menangkap makna, baik yang tersurat maupun tersirat, dari teks
tertulis yang dibacanya. Jika hal ini tidak mampu dilakukan, maka membaca juga
akan kehilangan makna dan fungsinya yang substansial. Membaca dalam konteks
yang semacam ini bukanlah sebuah kegiatan yang akan mampu memperkaya informasi,
memberdayakan, apalagi mengubah jalan hidup seseorang.
Buku ini mengulas tentang bagaimana banyak orang yang
mampu berubah hidupnya karena teks tertulis. Ada yang perubahannya begitu
monumental, ada juga yang perubahannya biasa saja. Semuanya tergantung kepada
kondisi hidup masing-masing orang. Tetapi di luar itu semua, satu hal yang
penting untuk direnungkan bahwasanya manusia itu memang bisa berubah hidupnya
karena pengaruh teks. Namun hal itu tidak terjadi begitu saja.
Apa yang penulis hadirkan dalam buku ini sesungguhnya
bermuara dari sebuah impian juga. Sebuah impian yang—mungkin saja—bagi
kebanyakan orang dinilai absurd. Dalam masyarakat, membaca masih menjadi
kebiasaan kalangan yang sangat terbatas. Hanya orang-orang tertentu saja yang
memiliki budaya membaca yang baik. Tetapi penulis memiliki impian bahwa
semangat membaca akan tumbuh subur dan berkembang dengan membangun kesadaran
secara luas akan dampak positif membaca. Ya, membaca tidak hanya mampu
menghadirkan setumpuk mozaik wawasan di otak kita, tetapi sesungguhnya membaca
juga mampu memberdayakan dan membuat hidup kita menjadi lebih berkualitas.
Dalam kerangka impian semacam inilah buku ini disusun.
Memang bukan sebuah hal yang luar biasa, tetapi penulis berharap pembaca
sekalian akan dapat merasakan efek perubahan yang nyata setelah membaca buku
ini. Apalagi apa yang penulis hadirkan bukan hanya kerangka teoritis semata,
tetapi juga didukung dengan kisah-kisah inspiratif, baik dari tokoh-tokoh
terkenal dari dalam dan luar negeri, juga manusia-manusia biasa yang menjalani
hidupnya dengan bersahaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.