Selasa, 16 April 2013

CATATAN HARIAN


BAHAGIA SAAT PEMBACA MENYAPA
Oleh Ngainun Naim


Satu bentuk kebahagiaan yang saya rasakan adalah saat pembaca memberikan apresiasi kepada karya saya, baik langsung atau tidak langsung. Apresiasi itu tidak selalu bersifat positif. Pernah juga ada kritik yang tajam. Semuanya saya jadikan sebagai bagian dari kerangka perbaikan diri dalam menulis.
Pada 29 Maret lalu, seorang sahabat yang sedang membaca buku saya berkirim SMS. ”Membaca Character Building seperti diingatkan kembali pada tahun 1991 ketika pertama kali menemukan ”berpikir dan berjiwa besar”. Penuh motivasi dan energi”.
Saya baca berkali-kali SMS tersebut. Senang itu pasti. Saya kira itu manusiawi, karena sesungguhnya setiap manusia menyukai jika dipuji. Tetapi—jujur saja—saya kaget dengan penilaiannya. Saya yakin buku saya tidak sehebat ”Berpikir dan Berjiwa Besar”. Perasaan saya menulisnya juga biasa-biasa saja. Kalau kemudian ada yang terinspirasi dari buku Character Building yang diterbitkan oleh Ar-Ruzz Media pada penghujung 2012 tersebut, tentu saya merasakan itu sebagai sebuah kebahagiaan tersendiri.
Saya masih mencatat beberapa SMS yang dikirim para pembaca buku saya. Salah satunya dari seorang mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Berikut saya kutipkan SMS tersebut:

Kak, skrng sy lg naik bus dr jl smas mau ke uin smbil bc buku yg kmrin sy bli buku yg ka2k tulis “menjadi guru inspiratif”, sy smt 14jurusan kependidikan Islam,hngga saat ni blm jg lulus. Sy suka ma buku yang ka2k tulis ,krn dr sy mash kcil sampai kulyah ni rasanya sy blm pernah menemukan guru yng “inspiratif”, n tenya ka2k bs mnebak apa yg sy rasakan hngga saat ini “sy sebanrnya menderita n muak dg guru2ku slama ini” krn mrk g da yang mau ngerti ma diri sy. Pdhl saya ngin skl bisa “bljr” n mraih impian sy. Kak, air mt sy mnitik ktk sy nulis sms ni. Trksh. Ka2k skrang masih s3 di UIN Suka ya....

SMS ini berkaitan dengan buku saya yang Alhamdulillah juga cukup laris, “Menjadi Guru Inspiratif”. Selain itu, ada banyak SMS yang intinya memberikan komentar positif dengan buku-buku saya. Tetapi ada juga yang mengkritik habis. Misalnya ada yang menyatakan bahwa buku saya tidak ilmiah, tidak jelas paradigma keilmuannya. Saya terima saja semua kritik dan komentarnya.
Memang, menulis itu memiliki banyak orientasi. Tetapi kebahagiaan seorang penulis tidak hanya diperoleh dari materi saja. Sapaan pembaca juga merupakan sebuah kebahagiaan tak terkira. Karena itulah, saya berjanji pada diri sendiri untuk terus menulis dan membagikannya kepada pembaca, baik di FB, di koran, jurnal kampus, buku, atau dalam makalah-makalah seminar. Jika ada yang terinspirasi, itu adalah kebahagiaan tersendiri. Jika ada yang mengkritik, itu juga kebahagiaan karena menunjukkan bahwa tulisan saya dibaca. Salam! [Tulungagung, 15/4/2013].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.