Minggu, 10 Agustus 2025

Sawang Sinawang


Ngainun Naim

Setiap orang memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Tugas kita adalah bagaimana optimalisasi potensi diri dan mensyukuri apa yang sudah diberikan Allah. Tidak perlu iri hati.

Karen Armstrong dalam Compassion (2012) menulis bahwa sifat iri hati itu mengganggu kebahagiaan. Kita iri pada orang yang tampaknya menjalani hidup yang memesona. Padahal, dalam Bahasa Jawa, hidup itu sawang sinawang. Kosa kata ini artinya saling memandang.

Dalam konteks kehidupan sosial, sawang sinawang mengandung pelajaran bahwa apa yang kita lihat belum tentu seindah dalam kenyataan. Belum tentu yang kita lihat memesona, dirasakan luar biasa oleh yang menjalani. Bahkan Armstrong menegaskan bahwa orang yang paling beruntung pun akan menghadapi kematian, penyakit, dan kemungkinan usia tua yang melemahkan dan memalukan.

Jadi marilah bersyukur. Mari jalani kehidupan dengan baik. Tidak perlu iri karena apa yang kita irikan belum tentu seindah yang kita bayangkan. 

 

Trenggalek, 10 Agustus 2025

16 komentar:

  1. Masya Allah, singkat, padat namun penuh makna. Suwun Prof. nasehatnya.

    BalasHapus
  2. Leres Prof. Hidup hanya sawang sinawang

    BalasHapus
  3. Mantap, Pak Prof! Mtr nuwun, jadi bahan refleksi diri.

    BalasHapus
  4. Nendang Prof., sebagai pengingat kalau ingin bahagia ya nikmati yang sekarang, bisanya apa, nyamannya bagaimana. Tak perlu menyesali masa lalu, pun tak usah risau dengan masa depan. Terima kasih Prof.

    BalasHapus
  5. Siap Prof. Hal ini akan menjadi bagian pembenahan diri saya untuk menjalani kehidupan dengan baik. Matur suwun Prof 🙏

    BalasHapus
  6. Terimakasih prof 🙏🏻, sudah mengingatkan tentang arti kehidupan.

    BalasHapus
  7. Terima kasih atas pencerahannya, prof.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.