Ngainun Naim
Setiap orang memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Tugas kita adalah bagaimana optimalisasi potensi diri dan mensyukuri apa yang
sudah diberikan Allah. Tidak perlu iri hati.
Karen Armstrong dalam Compassion (2012) menulis bahwa sifat iri
hati itu mengganggu kebahagiaan. Kita iri pada orang yang tampaknya menjalani
hidup yang memesona. Padahal, dalam Bahasa Jawa, hidup itu sawang sinawang. Kosa
kata ini artinya saling memandang.
Dalam konteks kehidupan sosial, sawang sinawang mengandung
pelajaran bahwa apa yang kita lihat belum tentu seindah dalam kenyataan. Belum
tentu yang kita lihat memesona, dirasakan luar biasa oleh yang menjalani.
Bahkan Armstrong menegaskan bahwa orang yang paling beruntung pun akan
menghadapi kematian, penyakit, dan kemungkinan usia tua yang melemahkan dan
memalukan.
Jadi marilah bersyukur. Mari jalani kehidupan dengan baik. Tidak perlu
iri karena apa yang kita irikan belum tentu seindah yang kita bayangkan.
Trenggalek, 10 Agustus 2025
Masya Allah, singkat, padat namun penuh makna. Suwun Prof. nasehatnya.
BalasHapusTerima kasih berkenan mengunjungi.
HapusLeres Prof. Hidup hanya sawang sinawang
BalasHapusTerima kasih.
HapusMantap, Pak Prof! Mtr nuwun, jadi bahan refleksi diri.
BalasHapusTerima kasih Bu. Sekadar catatan ringan.
HapusSubhanalloh
BalasHapusTerima kasih
HapusNendang Prof., sebagai pengingat kalau ingin bahagia ya nikmati yang sekarang, bisanya apa, nyamannya bagaimana. Tak perlu menyesali masa lalu, pun tak usah risau dengan masa depan. Terima kasih Prof.
BalasHapusSama-sama.
HapusSiap Prof. Hal ini akan menjadi bagian pembenahan diri saya untuk menjalani kehidupan dengan baik. Matur suwun Prof 🙏
BalasHapusSama-sama
HapusTerimakasih prof 🙏🏻, sudah mengingatkan tentang arti kehidupan.
BalasHapusSama-sama
HapusTerima kasih atas pencerahannya, prof.
BalasHapusSama-sama
Hapus