Ngainun Naim
Bangun pagi dengan setumpuk
kegiatan. Jangan dikira kebijakan Work From Home (WFH) berarti nganggur. Sama sekali
tidak. Setidaknya bagi saya.
Jam 08.00 WIB pagi hari Selasa, 19 Mei 2020, saya harus
mengajar daring kelas Sosiologi Agama 4-A. Matakuliahnya adalah Penulisan
Ilmiah. Kali ini saya mengajarkan tentang teknik membaca dan mereview buku
untuk kemudian ditulis.
Di sela mengajar online, saya
masih menyempatkan diri untuk membalas WA personal atau WA grup. Ada beberapa
yang memang mengharuskan saya balas.
Mengajar di rumah itu
sesungguhnya asyik juga. Saat menulis dan mengajar, anak bungsu saya terus
berada di dekat saya. Ia sangat senang Ayahnya di rumah. Seandainya bukan WFH,
tentu sulit menemukan momentum mengajar sambil momong anak.
Masih ada beberapa agenda
untuk siang nanti. Semoga semuanya berjalan dengan baik dan mendapatkan
barakah. Amin.
Mengajar sambil momong anak saat ini lebih afdhol. Dunia telah berubah... Ajib.
BalasHapusmatur suwun kang
HapusSungguh Ayah masa kini, idamana anak istri, Joss. .
BalasHapusMatur suwun Bu.
HapusPandemi merubah pola hidup kita ya Pak Ngainun, semua memang harus disyukuri..
BalasHapusBetul. Semua harus disyukuri.
HapusJadi bisa nyambi banyak pekerjaan cukup dari rumah saja. Membayangkan asyiknya quality time di rumah
BalasHapusBetul sekali Bu Kanjeng.
HapusAnak-anak juga waktunya belajar, bahwa alam juga sedang tidak baik-baik saja..
BalasHapusBetul.
HapusBekerja dari rumah, bisa kumpul dengan keluarga.sekali nengok lattop sekali nengok dapur kalau ibu ibu.
BalasHapusIya Bu
HapusWalau menurut saya WFH lebih melelahkan, tp banyak hal positif yang kita dapat, diantaranya kita jadi lebih disiplin dalam hal membagi waktu untuk pekerjaan dan tugas rumah tangga.
BalasHapusTulisan Prof di atas singkat, padat, jelas, mudah dimengerti, enak dibaca 👍👍👍
Terima kasih
Hapus