Oleh Ngainun Naim
Hari ini agendanya bersih-bersih rumah. Pagi sampai menjelang duhur berbagi
tugas dengan istri. Setelah itu istirahat.
Saat saya sedang tidur, Anak Mbarep ternyata sudah ada di dekat tempat saya
tidur. Ia bernyanyi atau apalah dengan pelan. Jelas, tujuannya agar saya
bangun. Saya meliriknya, lalu mata kembali terpejam. Tetapi dia tidak menyerah.
Dia terus saja bernyanyi dengan pelan. Saya tanya apa maunya. Ternyata ia
mengajak ke Trenggalek kota. Ya sudah, saya suruh dia mandi dan bersiap-siap.
"Shalat ashar sekalian ya", kata saya.
Jam 15.30 kami meluncur. Suasana jalanan sudah terlihat meningkat
volumenya. Maklum, ini sudah semakin dekat dengan lebaran. Salah satu agenda
kami adalah mengunjungi Green Park; taman kota yang sedang berbenah.
Pertama-tama kami menuju sebuah rumah makan untuk membeli lauk mentah.
Digoreng sendiri lebih lezat. Sekalian buat sahur Anak Mbarep. Usai cari lauk
menuju sebuah counter game. Stick game rusak plus ngisi program baru.
Cukup lama di tempat ini karena memilih mainan baru ternyata tidak selalu
mudah. Waktu sudah hampir jam 17.00 saat kami mulai meninggalkan counter game
yang ada di Gedung NU Trenggalek tersebut. Sebentar lagi magrib menjelang.
Tidak banyak yang bisa kami lakukan selain bersegera pulang. Pergi ke Green
Park kami batalkan. Insyaallah lain waktu. Kami kemudian meluncur ke arah
alun-alun. Luar biasa, suasana begitu ramai.
Dari arah selatan, di bawah tulisan 'Trenggalek', puluhan anak muda siap
dengan aksi selfi. Kami berhenti sebentar, ambil gambar mereka dari kejauhan.
Setelah itu kami memutari alun-alun.
Hiruk-pikuk orang ngabuburit sungguh terasa. Di depan Pendopo, arus
kendaraan tersendat. Ada dua tenda yang menggelar pertunjukan. Kalau tidak
salah dari SMAN 1 Trenggalek dari dari sebuah perusahaan rokok. Sebenarnya
ingin mengambil gambar, tetapi kondisi tidak memungkinkan.
Begitulah, kami pun terseret arus keluar dari jebakan acara. Kami pun
meluncur pulang. Magrib sudah menjelang.
Ini catatan soreku. Mana catatanmu?
Trenggalek, 25 Juni 2016
Mantap Prof...
BalasHapusTerima kasih Bu.
HapusAjiiib
BalasHapuskeren pisan prof
BalasHapusAlhamdulillah. Terima kasih.
HapusHebat prof. Ngainun Naim
BalasHapusTerima kasih ya Bu
HapusMenceritakan detail dengan panca indera secara fakta, keren Prof👍🙏
BalasHapus7 paragraf yang mengesankan, Prof.🙏
BalasHapusBagus banget
BalasHapusmakasih prof. menginspirasi saya tuk berubah, doakan untuk ikut panjenengan...nderek pak kyai...
BalasHapusSemoga terkabul.
HapusSimple ya Prof.
BalasHapusMari dipraktikkan.
HapusKeren ... Sangat inspiratif
BalasHapusIya...ya, Prof. sepertinya sederhana. Mudah. tapi kalu tidak kulino, keluarnya tu sulit lo, Prof.
BalasHapusMari dibiasakan agar mudah
HapusCerita yang menarik Prof👍🏻
BalasHapusKeren Prof. Trengalek dulu saya memiliki kekasih dari kota ini. Kabar terakhir beliau pejabat di Pemda Trenggalek... he he he... membaca tulisan ini serasa saya ada di kota Trenggalek.
BalasHapushe he he
Hapusternyata menulis tanpa memikirkan temanya apa yang penting nulis, bagus aja ya Yai.
BalasHapusMari dipraktikkan
HapusCeritanya sederhana ..namun maknanya luar biasa.
BalasHapusInspiratif prof.
BalasHapusMohon doanya agar saya bs belajar menulis
Mari terus berlatih menulis
HapusSangat menarik Prof.....mksh
BalasHapusMantap.
BalasHapusNgalir bak air prof
BalasHapusHe he he
Hapusluar biasa ini Blog sangat inspiratif dan aktual isinya
BalasHapusTerima kasih Pak Dail
HapusIsi blog sangat menginspirasi
BalasHapusSerasa disana sy Prof
BalasHapusAlhamdulillah
Hapushttps://wwwnurhasanah-83.blogspot.com/ sudi mampir ke blog sy Prof.thank
BalasHapusSiap Bu
Hapus