Membaca yang dilakukan secara intensif bisa membuat kita
mengalami transformasi diri. Kita bisa menjadi manusia yang lebih
berkualitas dengan gugusan pengetahuan yang kita miliki karena buku-buku
yang kita jelajahi setiap hari. Saya kira tidak ada jalan menambah
pengetahuan yang nilai efektifnya melebihi membaca.
Saya berasal dari keluarga sederhana yang tidak dekat
dengan dunia buku. Walaupun bapak seorang guru, beliau tidak secara
langsung membangun kecintaan kepada buku. Majalah langganan wajib dari
Surabaya yang justru menjadi salah satu pemicu saya menyukai membaca.
Sekarang ini bahan bacaan yang saya miliki bisa dikatakan
cukup. Tetapi rendahnya minat baca generasi muda dan jauhnya dunia buku
di era digital membuat saya terus menyuarakan pentingnya membaca dan
menulis. Mungkin memang tidak ada hasil sama sekali atau ada hasil
tetapi sulit terukur. Saya kurang memedulikannya, walaupun jujur saja,
saya akan bahagia manakala semakin banyak pe,baca tulisan-tulisan saya
yang akhirnya mau menulis dan membaca. Bagi saya, terus berkampanye
semacam ini adalah sebuah ibadah juga. Apalagi yang melakukannya juga
tidak terlalu banyak.
Di rumah orang tua, saya membuka Taman Baca Masyarakat.
Namanya TBM Pelangi. Adik saya nomor 5 dan 6 yang mengelola. Sejauh ini
ada perkembangan yang cukup menggembirakan dalam hal antusiasme pembaca.
Koleksi bukunya memang masih sedikit karena hanya dari buku yang saya
beli atau dari buku yang saya miliki.
Adik saya nomor tiga juga punya TBM di rumahnya. Peminatnya
juga cukup lumayan. Tiap sore anak-anak yang mengaji di masjid rumahnya
selalu mampir ke TBM yang ia kelola untuk membaca.
Inilah hal kecil yamg bisa saya lakukan. Adik-adik saya
Alhamdulillah juga tergerak ikut menyebarkan virus membaca. Semoga saja
dunia membaca dan menulis semakin banyak dilakukan, baik genberasi muda,
dewasa, setengah tua, bahkan tua sekali. Amin.
Trenggalek, 18/3/14
Ngainun Naim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.