Oleh Ngainun
Naim
Mulut itu sumber banyak hal dalam
hidup ini, baik positif maupun negatif. Komunikasi, makan, menyanyi, dan masih
banyak hal lain lagi dalam hidup ini yang dilakukan oleh mulut. Karena itu, mulut harus 'dikelola' secara baik agar
memberi dampak positif dalam hidup ini.
Saya
bukan orang yg mampu menjaga mulut dengan baik. Kalau sudah berbicara, rasanya
ada saja hal-hal yg lepas kontrol. Ingin
rasanya mulut ini dipenuhi kebajikan, tetapi selalu saja tidak sepenuhnya
berhasil. Saya sesungguhnya sadar akan pentingnya jaga mulut, tapi seringkali
saya celometan atau mengucapkan sesuatu yg membuat teman tersinggung. Padahal
sungguh, saya tidak bermaksud menyinggung mereka. Karena itu, dengan ketulusan
hati saya meminta maaf atas segala hal yg kurang membuat perkenan beberapa
teman.
Oh ya,
ternyata jaga mulut itu juga menjadi kunci kesehatan. Mungkin Anda
membayangkannya sebagai kesehatan jiwa. Bisa saja begitu, tetapi yg saya
maksudkan adalah kesehatan fisik badani. Orang yg mampu menjaga mulutnya secara
baik punya potensi lebih sehat dibandingkan dari yg tidak. Dalam hal ini, jaga
mulut yg saya maksudkan adalah jaga mulut dalam hal makanan.
Saya
teringat dua hari lalu membaca koran Kompas bahwa Dr. Harry Tjan Silalahi,
seorang pendiri CSIS, baru saja merayakan ulang tahunnya yg ke-80. Padahal,
sejak usia 24 tahun beliau menderita diabetes. Beliau menjaga betul makanan yg
masukk ke mulutnya sehingga secara umum kesehatannya tetap baik hingga usia 80
tahun. Padahal, diabetes adalah penyakit yg tdk ringan.
Saya
juga teringat seorang tetangga yg sampai menjelang wafat di usia sangat sepuh
tetap kuat ingatannya. Salah satu kuncinya adalah menjaga diri dari makan
daging. Beliau vegetarian. Seumur hidup nyaris hanya makan tahu tempe.
Makanan
ternyata menjadi salah satu kunci kesehatan. Tapi kalau sudah berhadapan dg
makanan enak, memang berat sekali menjaga mulut. Rasanya pingin dihabiskan
semuanya. Jika sekarang banyak orang sakit ternyata salah satu penyebabnya
adalah makanan.
Catatan
ini hanya refleksi pribadi saya untuk hidup lebih baik. Mohon maaf jika ada yg
kurang berkenan.
Trenggalek,
15/2/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.