Kamis, 06 Agustus 2020

Lima Usulan tentang KKN Revolusi Mental

Ngainun Naim

 

Bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan penerbitan merupakan wilayah kerja tambahan saya sebagai dosen. Kebetulan sejak awal menjadi CPNS, saya sudah ditempatkan sebagai staf di Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M). Setelah itu, selama hampir dua tahun saya menjadi Ketua Jurusan. Pada periode berikutnya, saya kembali ke Lembaga Penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Tiga aspek mendasar yang berkaitan dengan aspek intelektual dan sosial dosen dan mahasiswa menjadi bagian tidak terpisah dari tugas saya dan tim sehari-hari.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi bidang kerja yang paling menantang dan menguras banyak energi. Setiap tahun kami menangani ribuan mahasiswa yang melaksanakan KKN. Wilayah KKN ada di beberapa kabupaten. Jenis KKN juga bervariasi.

Salah satu KKN yang kami laksanakan adalah KKN Revolusi Mental yang merupakan kerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang pembangunan Manusia dan kebudayaan. Kebetulan tahun 2018 dan 2019 kami menjadi pelaksana program. Alhamdulillah, dua tahun berturut-turut IAIN Tulungagung mendapatkan apresiasi sebagai pelaksana terbaik. Catatan saya terkait hal ini bisa Anda telusuri di blog ini.

Selasa pagi, 4 Agustus 2020, Kemenko PMK mengundang beberapa orang Ketua LP2M perguruan tinggi pelaksana program KKN RM, yaitu UIN SMH Banten, IAIN Tulungagung, Universitas Diponegoro, Universitas Borneo Tarakan, Universitas Musamus, Universitas Syiah Kuala, Universitas Udayana, dan Universitas Andalas. Kami bersama dengan tim dari Kemenko PMK terlibat dalam pembahasan topik yang sangat menarik, yaitu Pembahasan Best Practice Pelaksanaan KKN Tematik Revolusi Mental. Tentu saja, acara ini penting artinya sebagai bahan refleksi, evaluasi, sekaligus sarana untuk menyusun strategi perbaikan program ke depan.

Selain dari Kemenko PMK, masing-masing Ketua LP2M diberikan kesempatan untuk mempresentasikan best practice pelaksanaan KKN RM dan memberikan usulan terkait KKN RM. Saya relatif tidak banyak membahas tentang pelaksanaan program karena keterbatasan waktu. Substansinya adalah bagaimana KKN RM bisa semakin baik dari waktu ke waktu.

Pertama, KKN RM sudah berlangsung selama 4 tahun berturut-turut. Tentu bukan waktu yang pendek. Dalam rentang empat tahun, ada banyak prestasi yang telah diperoleh. Masyarakat yang desanya menjadi lokasi KKN RM—sebagaimana pengalaman IAIN Tulungagung—cukup terkesan dan menerima dengan baik. Nama KKN RM saya kira tidak perlu untuk diganti karena nama ini masih relevan dan penting dipertahankan karena membangun branding sebuah nama bukan hal sederhana dan mudah. Jika harus mengganti nama berarti harus mulai lagi dari awal untuk memperkenalkan nama KKN yang baru.

Kedua, Kondisi pandemi memang menimbulkan keprihatinan kita semua. Meskipun demikian sesungguhnya kita tetap bisa melaksanakan KKN RM. Tentu saja, pada tataran implementasinya tidak akan bisa sama dengan ketika kondisi normal sebelum pandemi covid-19. Program yang dirancang bersifat fleksibel sesuai dengan 5 gerakan: bersih, bersatu, mandiri, melayani, dan tertib. Bentuk kegiatan dikembangkan sesuai dengan kreativitas masing-masing kampus namun tetap dalam bingkai 5 gerakan tersebut.

Ketiga, empat tahun perjalanan pelaksanaan KKN RM jelas bukan waktu yang pendek. Meskipun demikian bukan berarti sudah sempurna. Berbagai perbaikan harus terus dilakukan agar KKN RM semakin hari semakin baik. Salah satu yang perlu dipertegas adalah ukuran pencapainnya. Juga kemanfaatannya dan out put kegiatannya.

Keempat, sekarang ini zaman digital. Zaman di mana persebaran informasi berlangsung dengan sedemikian cepat. Pada titik inilah branding kegiatan secara luas harus dilakukan secara masif. Berbagai media harus dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana KKN.

Kelima, sejalan dengan usulan keempat, usulan kelima adalah bagaimana dibangun portal khusus KKN RM. Menurut saya portal ini penting sebagai semacam “perpustakaan online” yang memuat semua informasi KKN RM dari semua kampus pelaksana. Juga dari rentang waktu sejak pertama KKN RM dilaksanakan hingga yang keempat.

Demikian catatan singkat saya terkait dengan KKN RM. Semoga tahun depan KKN RM dapat kembali terlaksana dengan capaian yang lebih baik. Amin.

 

Tulungagung, 5-6 Agustus 2020

2 komentar:

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.