Sabtu, 13 Desember 2014

Saat Malas Menyapa

Oleh Ngainun Naim

Benarkah bangsa Indonesia itu bangsa pemalas sebagaimana kesimpulan seorang peneliti dari Barat? Saya kira tidak bisa diambil kesimpulan secara general. Orang malas itu ada. Itu fakta yang tidak bisa (dan tidak perlu) ditutupi. Tetapi orang yang rajin itu juga banyak. Dan fakta ini yang seharusnya lebih ditonjolkan agar mampu merubah cara pandang masyarakat dalam dan luar terhadap Indonesia.

Malas itu sesungguhnya realitas yang bisa menyapa siapa pun. Apakah ada di antara Anda yang hidupnya selalu bersemangat sepanjang waktu tanpa rasa malas sedikit pun? Rasanya kok mustahil.

Tetapi jika malas terus-menerus dan menikmati betul kemalasan itu, ini yang menjadi persoalan. M. Thobroni melalui karyanya yang cukup bagus, Tekun Pangkal Kaya (Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher, 2010) membagi malas itu menjadi tiga jenis. Pertama, malas yang dipicu oleh faktor eksternal. Malas jenis ini bisa disebut kemalasan yang bentuknya ”keadaan” (state). Misalnya, malas muncul saat tidak memiliki uang di dompet; malas karena tanggal tua, dan seterusnya.

Kedua, malas yang terjadi karena irama ”mood”. ”Mood” adalah perubahan intensitas perasaan. Menurut Thobroni, ada juga yang menyebut ”mood” sebagai ”siklus kehidupan” atau life cycle. Semua manusia pasti pernah mengalami malas jenis ini. Orang yang paling rajin sekalipun pernah juga jenuh lalu malas.

Ketiga, malas yang sengaja diciptakan. Malas jenis ini disebut trait atau bawaan. Intinya ya memang orangnya pemalas. Sesungguhnya malas ini sengaja diciptakan oleh diri sendiri. Setelah menciptakan kemudian menikmatinya.

Bagaimana saat malas menyapa? Apa pun jenis malasnya, obatnya cuma satu; diri sendiri. Saat malas menyapa, mari kelola diri agar tidak diperbudah oleh kemalasan.

Selamat menikmati hari senin.
Ini catatanku. Mana catatanmu?

Trenggalek, 8 Desember 2014
Ngainun Naim
 

2 komentar:

  1. Benar sekali, Mas, bila malas menyapa, obatnya tidak jauh-jauh, yakni pada diri sendiri :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Ustadz Muhaimin. Terima kasih banyak telah berkenan memberikan komentar. Salam.

      Hapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.