Kamis, 03 Juli 2014

Fikri Yatir



Oleh Ngainun Naim

Kolom-kolomnya yang terbit setiap minggu di sebuah majalah terkenal terbitan Jakarta begitu memikat. Wajar jika penggemarnya cukup banyak. Pendekatan tasawuf dan filosifis yang diolah dengan bahasa memikat membuat kolomnya selalu ditunggu.
Seiring perjalanan waktu orang mulai bertanya; siapa Fikri Yatir? Di jajaran kolomnis dan intelektual Muslim nama ini belum pernah terdengar. Berbagai dugaan pun bermunculan.
Nama samaran sesungguhnya menjadi fenomena yang cukup lama dalam dunia kepenulisan Indonesia. Tetapi jika mau jujur, saya lebih suka menulis pakai nama sendiri, terutama di facebook. Nama asli plus foto asli memudahkan terjalinnya komunikasi penuh kejujuran. Saya berkali-kali menghapus akun yang nama dan fotonya tidak jelas.
Kemarin seorang kolega bercerita tentang pemilik akun yang membuat resah sebuah komunitas. Saya ditanya apa kenal nama itu. Ini pertanyaan yang tidak mudah dijawab karena dua hal; nama dan fotonya kurang jelas menunjukkan identitas diri.
Kembali ke Fikri Yatir, belakangan terkuak kalau itu nama samaran intelektual Muslim asal Bandung, yaitu Jalaluddin Rakhmat. Ini mengindikasikan bahwa nama samaran suatu ketika pasti akan terkuak. Tinggal tunggu waktu saja. Salam.
 
Trenggalek, 1 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.