Minggu, 01 September 2013

Upload Tulisan dalam Keterbatasan



Upload Tulisan dalam Keterbatasan
Oleh Ngainun Naim

Merawat spirit menulis itu bukan hal mudah. Butuh perjuangan dan usaha yang dilakukan secara terus-menerus. Kadang spirit itu memudar dan di saat yang lain menyala dengan begitu besarnya.
Sejak bergabung di Kompasiana pada 4 Juli lalu, saya serasa menemukan Api Menulis. Kompasianer senior yang selalu menginspirasi dengan tulisannya yang deras mengalir membuat saya ikut terpacu. Tulisan Kompasianer senior menjadi salah satu pemicu bagi saya untuk menirunya. Tentu, tulisan saya tetap dengan karakteristik saya sendiri. Tetapi, semangat yang ditularkan oleh para Kompasianer senior membuat saya berusaha untuk menyempatkan menulis setiap hari.
Saya memang tidak selalu berhasil upload tulisan setiap hari. Problem utamanya adalah jaringan internet. Pada hari kerja, saya bisa memanfaatkan jaringan internet di kantor. Fasilitas internet gratis ini memungkinkan saya menampilkan tulisan di Kompasiana dan blog pribadi saya. Tetapi di hari libur, saya harus berjuang jika ingin menampilkan tulisan. Rumah saya berada di sebuah daerah yang dekat dengan pegunungan. Sekitar 500 meter ke arah barat, menjulang sebuah gunung. Hal yang sama juga ada di timur rumah saya. Jaringan internet menjadi persoalan tersendiri. Modem memang bisa digunakan, tetapi sinyalnya tidak optimal. Bahkan kadang hilang sama sekali.
Pada kondisi semacam ini, bukan berarti saya tidak menulis. Saya selalu berusaha dan menyempatkan diri menulis. Hanya memang uploadnya yang mungkin harus menunggu kondisi yang memungkinkan.
Tulisan saya kemarin, Menyaksikan Malam Hari Jadi Kabupaten Trenggalek, saya selesaikan di tiga tempat. Malam selesai menyaksikan acara, saya langsung menulis. Tidak sampai satu jam, saya sudah menghentikan menulis karena kecapekan. Pagi harinya, saya melanjutkan lagi tulisan tersebut. Sekitar setengah jam, komputer saya tutup karena istri bersiap kembali bertugas, anak bersiap berangkat sekolah, dan saya sendiri harus ke Tulungagung karena ada tugas.
Sesampai di tempat, saya melanjutkan menulis. Tulisan tersebut selesai, tetapi modem saya pulsanya 0. Memang masih bisa mengakses dan membuka Kompasiana, tetapi kecepatannya sangat rendah. Foto-foto yang seharusnya melengkapi catatan tersebut tidak dapat saya upload. Beberapa menit saya coba upload, tetapi gagal. Ya sudah, maka saya upload tulisan tersebut tanpa foto.
Tulisan sederhana saya ternyata mendapatkan perhatian. Saya berterima kasih kepada guru menulis saya, Pak Moch. Khoiri yang berkenan berkomentar dengan menyejukkan, dan juga kepada Pak Joko Martono yang menyarankan agar saya memasang foto-foto pendukung. Baru pada tulisan ini foto-foto tersebut saya sertakan. Jadi, tulisan tersebut saya upload memang dalam kondisi yang terbatas. Salam.
Trenggalek, 31 Agustus 2013
Ngainun Naim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.